Sabtu, 19 Juni 2010

Tips Membeli Mobil Bekas

Perlu diingat bahwa membeli mobil bekas sama saja dengan membeli risiko. Karena, kendaraan yang sudah dianggap bagus, begitu pindah tangan banyak yang rusak. Menjadi lebih jengkel, saat kondisi lalulintas padat mendadak mesin overheat. Supaya tidak kecele, ketika hendak membeli mobil bisa membawa mekanik. Paling tidak ia mengerti kondisi mesin. Lebih bagus juga paham kaki-kaki dan bodi.

Kalau tidak punya kenalan mekanik, 11 petunjuk di bawah ini bisa membantu proses penelitian agar Anda tidak tertipu. Sebelas di antaranya merupakan masalah yang umum muncul di mobil bekas.

  1. Lihat BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor)
    Untuk mengetahui mobil sudah berpindah tangan berapa kali. Termasuk juga keaslian warna. Perhatikan lokasi tinggal pemilik pertama. Kalau dekat dengan laut, sebaiknya jangan dibeli. Karena kemungkinan karatnya besar lantaran udaranya mengandung garam.
  2. Lampu-lampu
    Mulai depan (lampu utama), belakang, kabin hingga indikator. Ini perlu, terutama untuk mobil yang usia sudah di atas 10 tahun. Selain dari umur bohlam, kerja lampu juga dipengaruhi oleh kondisi soket, kabel, sekring dan sistem kelistrikan lainnya. Ganti bohlam saja murah, tapi kalau harus sistem kabel, dananya cukup besar.
  3. Sepatu rem
    Tak cukup dengan dilihat, tapi dijalankan dengan kecepatan bervariasi sambil menginjak pedal rem. Dengarkan muncul tidak suara berdecit secara kontinyu. Atau kaki terasa bergetar, kemungkinan sepatu rem sudah tipis dan ada area yang bersentuhan dengan cakram. Jika kaki seperti menendang balik menandakan piring cakram tidak rata.
  4. Filter
    Ada tiga, yakni filter udara, oli, bahan bakar. Jika semua kondisinya baik bisa memperpanjang umur pakai mobil. Sebaliknya, salah satu filter atau semuanya kotor atau mampat.Biaya penggantiannya memang tidak mahal. Tapi jika Anda mendapati kondisi filter udara mesin kotor, kondisi mesin relatif sudah menurun. Sementara komponen itu paling mudah diganti. Jadi jika filter udara yang kotor saja tidak diganti, bagaimana dengan filter lainnya?
  5. Busi
    Lemahnya kondisi busi dapat menyebabkan kerja mesin menurun. Karena bisa membuat konsumsi bbm lebih boros, menaikkan emisi gas buang serta berakibat kerja mesin jadi tersendat karena gagal memercik. Biasanya, untuk mengakali busi yang sudah aus, celah dibuat lebih rapat dengan elektroda. Sehingga mesin bisa bekerja normal. Tapi hal itu tidak bertahan lama. Jadi sebaiknya, setelah mobil dibeli, busi ini segera diganti.
  6. Aki
    Untuk mengecek kemampuan menampung arus listrik aki mobil memang butuh alat khusus. Tapi Anda bisa melihat tinggi cairan, dan jika dinding aki tembus pandang perhatikan apakah sel-sel sudah ada yang melengkung. Perhatikan pula jika ada korosi pada terminal aki. Lihat juga kabel positif dan negatif yang mungkin longgar. Korosi dan kabel kendur membuat daya hantar arus listrik lemah. Sehingga tidak cukup kuat untuk memutar mesin.
  7. Belt
    Belt yang slip dapat menimbulkan suara berdecit yang keras. Kendurnya belt dapat mempengaruhi pendinginan mesin, kerja alternator, power steering dan AC. Karena harga belt ini tidak mahal, jadi sebaiknya diganti setelah membeli.
  8. Sokbreker
    Komponen ini vital bagi kestabilan dan keselamatan berkendara. Jika sudah lemah atau rusak, ayunan mobil sudah tidak teredam dengan baik dan dapat memperpendek umur pakai ban. Umumnya, sokbreker oli cenderung lebih mudah dideteksi kerusakannya dengan melihat apakah ada lelehan oli pada area di sekitarnya. Masalah lainnya adalah dudukan sokbreker yang sudah diserang karat.
  9. CV joint
    Komponen ini berguna untuk menyalurkan tenaga mesin dari kopel (propeller shaft) ke as roda (drive shaft). Umumnya, masalah ini muncul akibat karet Constant Velocity Joint (CV Joint) sudah rusak dan bagian dalamnya kering dari gemuk (grease). Untuk mendeteksinya, Anda perlu test drive karena pada kecepatan tertentu akan muncul getaran berlebih. Atau dengan menikung patah dengan kecepatan rendah. Jika muncul suara berdetak, artinya komponen ini perlu diganti.
  10. Knalpot
    Untuk mengecek kondisi knalpot adalah dengan melongok ke kolong mobil. Pastikan tidak ada kebocoran pada exhaust manifold, muffler dan pipa. Anda juga bisa dengan mendengarkan apakah ada suara keras yang tidak normal. Meski hal ini mudah disamarkan dengan alasan sudah dimodifikasi.
  11. Ban
    Ban gundul jelas berisiko tinggi untuk berkendara. Meski hanya sebagian tapaknya saja. Ausnya sebagian tapak ban juga bisa dijadikan indikasi pemiliknya sudah lama tidak melakukan wheel alignment dan balancing. Selain itu perhatikan pula apakah ada dinding ban yang menggembung.
TAMBAHAN BARU : CEK KNALPOT

Perlu diingat bahwa suara mesin yang halus belum tentu menjamin kondisinya tidak bermasalah, karena banyak juga orang yang ternyata salah mengasumsikan hal ini. Jadinya ada rasa kecewa setelah membeli mobil tersebut pun dibeli, karena harus mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk biaya perbaikannya ke bengkel mobil.

Nah...,untuk menghindari kesalahan dalam menilai kondisi mesin mobil berbahan bakar bensin, ada cara lain yang sangat mudah untuk mengetahui kondisi mesin , yaitu bisa melihat dan menjadikan kondisi ujung knalpot mobil tersebut sebagai indikator kondisi mesin.

  1. Terdapat Lelehan Oli
    Jika ujung knalpot seperti ini, berarti ada masalah pada mesin, penyebabnya bisa dikarenakan kerusakan pada seal klep, ring piston atau sudah terdapat adanya baret pada dinding silinder mesin sehingga oli mesin masuk kedalam ruang pembakaran. Biasanya jika terjadi hal ini, knalpot mobil akan mengeluarkan asap putih yang pekat saat mesin menyala.
  2. Terdapat Kerak Hitam Karbon
    Kerak hitam pada ujung knalpot disebabkan karena tidak sempurnanya pembakaran pada mesin. Terlalu banyak bensin dibanding udara dalam ruang mesin, sehingga banyak bensin yang tidak terbakar sempurna yang kemudian menghasilkan asap dan kerak hitam pada saluran knalpot. Jika terjadi hal ini biasanya mesin brebet, tidak bertenaga dan boros bensin. Asap hitam juga bisa disebabkan karena saringan udara kotor ataupun injector bermasalah.
  3. Bersih dan berwarna abu-abu
    Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa pembakaran mesin sudah ideal, perbandingan antara bensin dan udara untuk proses pembakaran sudah seimbang. Proses menyeimbangkan campuran antara bensin dan udara lebih untuk mesin mobil yang masih menggunakan karburator, karena jika yang menggunakan sistem injeksi, pengaturan perbandingannya (Air Fuel Ratio) sudah akurat karena sudah diatur oleh ECU, jelas Rudi, mekanik dari bengkel Latimojong di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
  4. Tetesan / Percikan Air : Jika terdapat tetesan air pada saat mesin dalam kondisi dingin adalah hal yang wajar. Ini disebabkan karena adanya proses kondensasi yang menyebabkan adanya embun atau uap air pada saluran knalpot, air pun akan segera hilang setelah mesin panas. Namun jika air masih tetap keluar secara terus menerus setelah mesin panas, maka dapat dipastikan bahwa adanya kebocoran pada paking head sehingga air radiator masuk ke dalam mesin, lama kelamaan hal ini bisa merusak mesin karena korosi pada dinding silinder.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar