Kamis, 10 Maret 2011

Memperbaiki AKI mobil

Kategori = Khusus Aki type basah
Jenis Aki = type basah biasa maupun type basah Hybrid (GS Hybrid)
Zat penolong = bubuk EDTA


Sering kita mengalami jika usia aki sudah sekitar 2 tahun / 24 bulan, aki mulai lemah, apalagi jika mobil jarang digunakan.

Tanda tandanya seperti : saat menghidupkan mesin, suara motor starter mulai agak pelan


Berikut teknik yang bisa diterapkan jika aki mulai lemah :

1. Campur 5 - 6 sendok teh bubuk EDTA ke 500 - 600 cc air Aquadest
2. Aduk hingga bubuk EDTA larut sepenuhnya
3. Tuang ke aki
4. Setelah beberapa saat maka mobil siap untuk dihidupkan
5. Akan lebih efektif lagi jika sesudahnya mobil lebih sering dipakai.


Catatan penting :

- Hal ini dilakukan saat aki masih dingin
- Gunakan sarung tangan saat mencampur EDTA ke air aquadest
- Jika bubuk EDTA terkena kulit, segera tiup dan bilas kulit dengan air sesegera mungkin.

EDTA adalah Ethylenediaminetetraacetic acid yang mana dapat dibeli di toko-toko bahan kimia, bentuknya bubuk putih. Untuk merestorasi aki basah maka gunakan variant EDTA yang biasa disebut "EDTA teknik", dan toko-toko bahan kimia biasanya paham akan hal ini.

Dari pengalaman team APG, treatment aki dengan EDTA ini efektif saat aki mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan, seperti suara starter motor yang mulai agak melambat & jangan tunggu sampai aki benar benar drop.

Jika aki sudah benar - benar drop maka pencampuran EDTA hanya menolong untuk supaya mobil bisa di starter untuk pergi ke toko aki.

Rabu, 09 Maret 2011

Keausan Ban Mobil

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan tersebut, sebaiknya anda harus perhatikan tingkat keausannya.

Sebagai indikator keausan ban, teliti kedalaman guratan alur ban dan perhatikan di sisi sidewall ban terdapat semacam benjolan bertanda TWI (Thread Wear Indicator) atau tanda ∆ (Segitiga). Jika permukaan ban sudah rata dengan indikator ini, tandanya ban sudah harus diganti.

Perhatikan juga kerusakan yang terdapat pada ban, seperti sobekan ataupun keretakan pada bagian samping ban. Sobekan kecil pun dapat membuat ban mudah meletus.

Tekanan angin yang tidak tepat juga dapat membuat ban aus, tetapi tidak merata. Keausan di tengah disebabkan oleh tekanan angin yang terlalu tinggi karena pemakaian kembangan ban bagian tengah yang berlebihan. Sebaliknya tekanan yang terlalu rendah mengakibatkan keausan pada kedua sisi bahu ban.

Kode pada ban

Untuk menunjukkan data-data spesifikasi, merek, dan tipe, ban menggunakan serangkaian kode angka dan huruf. Kode-kode ini disusun dalam sebuah formula yang universal dan sudah disepakati oleh semua produsen ban di seluruh dunia. Sebagai contoh GT RADIAL CHAMPIRO HPY 225/45 ZR17 94V. Apa saja arti kode-kode itu,
berikut penjelasannya.
GT RADIAL: Bagian depan umumnya menyebutkan nama dari produsen ban.

CHAMPIRO HPY: Merupakan tipe dari ban itu. CHAMPIRO HPY ban berperforma tinggi yang diproduksi PT Gajah Tunggal.

225: Tiga angka di depan (225) menunjukan lebar ban (tire width) dalam milimeter (mm) yang diukur dari titik paling luar (outer) sidewall (dinding) ke inner sidewall.
45: Dua angka yang selalu diletakkan setelah angka lebar ban ini menunjukkan sidewall
aspect ratio atau disebut juga tire profile. Kode ini menunjukan persentase tinggi sidewall ban
terhadap lebar ban. Prinsipnya, semakin tinggi angka aspect ratio, semakin tinggi sidewall-nya. Lebih jelasnya, simak contoh ini. Kalau ukuran ban GT RADIAL CHAMPIRO HPY ditulis 225/45 berarti tinggi sidewall-nya 45% dari 225 mm atau setara dengan 101,25 mm. Hasil ini diperoleh dengan mengalikan 225 mm dengan 45%.
Z: Simbol speed rating yang menandakan ban ini bisa dipacu hingga kecepatan di atas 240 km/jam.
R: Huruf setelah kode lebar ban/aspect ratio ini menunjukan konstruksi internal ban. Kode “R” di ban GT RADIAL CHAMPIRO HPY menunjukkan konstruksi ban itu adalah radial.
17: Angka ini menunjukkan diameter dari ban. Kode angka 17 berarti ban berdiameter 17 inci, 16 sama dengan 16 inci dan seterusnya.
94: Ini merupakan kode load index atau kemampuan ban dalam menopang beban. Rumusnya, semakin tinggi load index, maka semakin tinggi kemampuan menerima beban. Besarnya beban diketahui dari tabel konversi load index. Nah, di ban ini angka 94 berarti ban bisa menahan beban maksimal 670 kg.
Y: Ini simbol speed rating yang menunjukan batas kecepatan maksimum yang bisa di-handle oleh ban. Huruf “Y” berarti ban bisa dipacu hingga maksimal 300 km/jam.

rotasi ban

Sehebat apa pun ban bila tidak pernah dirotasi performanya akan lebih cepat menurun. Atau paling tidak, ban di kedua poros — depan dan belakang — tidak berfungsi maksimal. Keausan tidak merata menjadi hal paling logis mendera. Dan bisa ditebak, usia pakai ban semakin pendek.

“Rotasi ban itu perlu, terutama bila sudah mencapai 7.500 kilomter sampai 10.000 kilometer. Tujuannya agar tingkat keausannya merata. Namun rotasi ban juga caranya bermacam-macam,” jelas Singgih Aji Wibowo, Senior Research & Development Manager PT Gajah Tunggal — produsen ban GT Radial.

Menurut Singgih ada 2 sistem rotasi ban. Pertama rotasi menggunakan keempat roda. Kedua, sistem yang dilakukan pada kelima ban termasuk serep.

ROTASI 4 BAN

Sistem pertama pun bisa dilakukan dengan cara diagonal atau segaris. Untuk cara diagonal, yang perlu diperhatikan adalah arah penggantian. Dalam sistem ini yang perlu dilakukan adalah menukar roda depan kiri dengan belakang kanan, dan ban depan kanan dengan ban belakang kiri.

Selanjutnya penggantian sistem segaris, di mana roda depan kanan ditukar pindah dengan roda depan kiri. Sementara ban belakang kanan dengan ban kiri belakang.

ROTASI 5 BAN

Sementara sistem untuk kelima ban caranya relatif mirip dengan cara diagonal. Ban serep dipasang di kiri belakang, selanjutnya ban kiri belakang pindah ke kiri depan. Ban depan kiri dipindah menyilang ke kanan belakang dan kanan belakang pindah ke kanan depan. Dan akhirnya ban depan kananlah yang menjadi ban serep.
Apapun sistem yang Anda aplikasikan, cara ini jelas memperpanjang usia pakai ban dan memaksimalkan fungsinya.

Tips Merawat ban mobil

  1. Jangan menunggu hingga ban rusak. Biasakan untuk selalu memeriksa tekanan ban mobil anda, paling sedikit sekali sebulan dan terutama sebelum melakukan perjalanan jarak jauh. Ban dengan tekanan yang kurang memadai akan menyebabkan ban mudah panas karena gesekan yang besar dengan aspal, sehingga ban cepat aus dan bisa membahayakan keselamatan mengemudi.
  2. Anda harus hapal dengan tekanan yang proporsional dari ban mobil Anda. Ukuran tekanan ban yang pas bisa dilihat pada stiker yang menempel di bagian dalam dari pintu kendaraan Anda, atau pada buku petunjuk pemilik kendaraan.
  3. Untuk pengukuran yang valid terhadap tekanan ban mobil Anda, periksalah ban saat suhu mereka dingin. Jika mobil Anda habis menempuh perjalanan jauh, tunggulah kurang lebih tiga jam.
  4. Lakukan pemeriksaan berkala, paling tidak sebulan sekali dan jagalah agar ukuran tekanan ban mobil Anda selalu pada batasan yang proporsional. Sehingga mobil Anda siap untuk digunakan, jika sewaktu-waktu Anda butuhkan.
  5. Uang koin bisa digunakan sebagai alat penunjuk bahwa ban mobil Anda telah gundul. Letakkan uang koin di tapak ban mobil Anda. Jika Anda bisa melihat seluruh gambar uang koin tersebut, maka saatnya bagi mobil Anda untuk ganti ban.
  6. Jagalah ban mobil Anda dari lobang di jalan. Sebab lobang yang terlalu besar tak hanya bisa merusak ban mobil Anda, melainkan juga akan mengganggu keseimbangan atau balance dari ban mobil.
  7. Buatlah jadwal. Pastikan Anda menukarkan ban mobil Anda antara yang di depan dengan yang di belakang tiap 6000 mil, agar menyeragamkan kondisi seluruh ban dan mempertahankan masa pakai ban lebih lama.
  8. Jangan mengendarai mobil dengan ban yang tanpa penutup pentilnya. Mengemudikan mobil dengan ban tanpa penutup pentil bisa jadi menyebabkan kebocoran udara dari dalam ban dan bisa mengakibatkan ban kekurangan tekanan.
  9. Periksalah keseimbangan atau balance dari ban mobil Anda secara periodik, untuk menghindari putaran ban yang tak stabil.
  10. Perhitungkan bobot yang harus dimuat oleh mobil Anda. Jika muatan melebihi kapasitas maksimal dapat menimbulkan tekanan yang berlebih pada ban mobil Anda dan itu bisa sangat membahayakan


Tips Mengemudi Hemat BBM

Gaya mengemudi memegang peranan sangat penting dalam konsumsi bahan bakar sebuah mobil.

Berikut adalah teknik-teknik mengemudi secara efisien yang bisa dicoba dalam berkendara sehari-hari :

1. Pulse & Glide
Sesedikit mungkin / sejarang mungkin menginjak pedal gas dan meluncurlah sebanyak mungkin.

Ibarat bersepeda jarak jauh, untuk menghemat tenaga biasanya pesepeda menerapkan teknik 'Gowes - Meluncur - Gowes - Meluncur', maka kombinasi 'Gas - Meluncur' juga berlaku untuk kendaraan.

Pada teknik Pulse & Glide gunakan rem secukupnya, agar energy kinetik / momentum saat meluncur tetap terjaga, dengan catatan "Tetap awas & siaga, serta cermati kondisi lalu lintas dengan seksama".

Untuk mobil dengan transmisi otomatik pada saat meluncur posisi tuas transmisi tetap di D.


2. Pindahkan Gigi Secepat Mungkin
Saat berakselerasi pindahkan gigi* secepat mungkin dan hindari mesin berputar ke RPM tinggi.

Perpindahan gigi bisa dilakukan pada saat Torsi mesin mencapai 70 - 80%, untuk kendaraan Diesel MPV / SUV sudah bisa ganti gigi pada RPM 1500 - 1800, untuk mesin Gasoline Normal Aspirated bisa ganti gigi pada RPM 2100 - 2400, dengan catatan "Sesuaikan dengan beban yang diangkut serta kontur jalanan (apakah datar / menanjak)".
*) pindah ke gigi lebih tinggi


3. Traffic & Road Anticipation
Antisipasi kondisi lalu lintas, hal ini sangat terkait dengan teknik Pulse & Glide.

Misal saat menghadapi lampu merah / lalu lintas padat di depan, maka sejak jarak masih jauh kita bisa segera lepas gas dan biarkan mobil meluncur dengan sendirinya.

Juga pahami kontur jalan yang sering anda lalui, pada bagian dimana jalanan agak menurun maka Anda cukup tekan pedal gas sedikit saja atau bahkan meluncur (Gliding).

Saat menghadapi tanjakan maka Anda bisa ancang-ancang dari jauh dengan meningkatkan kecepatan kendaraan sehingga pada saat menanjak beban mesin menjadi lebih ringan.


4. Hindari Idle Berkepanjangan, seperti halnya :
a. Memanaskan mesin terlalu lama
b. Menunggu di dalam mobil untuk waktu yang lama dengan kondisi mesin hidup.


5. Berakselerasi dengan Halus
Berakselerasi dengan halus membuat beban kerja mesin lebih ringan daripada berakselerasi dengan sangat cepat.

Jika memungkinkan boleh mencoba akselerasi bertahap, misal dari diam lalu berakselerasi hingga 30 - 40 km/jam, setelah itu kendurkan gas sedikit selama beberapa detik (kecepatan stabil), lalu kemudian tingkatkan lagi kecepatan hingga 70 - 80 km/jam.


6. Gunakan AC Secukupnya
AC bisa digunakan secukupnya, dimana pada saat suhu luar sejuk maka Termostat bisa dikecilkan atau pada saat berakselerasi / jalanan menanjak, kompressor AC dimatikan* (dengan tombol 'AC' atau mengecilkan Termostat). Setelah jalan mendatar kembali / suhu kabin mulai berkurang dinginnya, AC dihidupkan kembali.
*) Kompressor AC mati tetapi blower AC tetap hidup


7. Menjaga Tekanan Ban & Kondisi Mesin
Selalu menjaga tekanan ban & menjaga kondisi mesin tetap prima.


8. Membuang / Membilas Endapan Karbon
Bila mesin jarang berputar ke RPM tinggi, maka 2 - 3 bulan sekali lakukan 'Italian Tune Up' utk membuang / membilas endapan karbon pada ruang bakar.

Proses Italian Tune Up bisa dilakukan di jalan tol saat sepi, dimana mobil meluncur dengan gigi 3 (manual), untuk otomatik gunakan gigi 2 atau 3, lalu geber mesin hingga jarum RPM bergerak mendekati Redline (500 RPM menjelang batas merah) dan sesudahnya segera pindah ke gigi lebih tinggi dan mengemudi normal kembali.

Catatan : Saat melakukan Italian Tune Up pastikan pelumas mesin dalam kondisi prima.

Masa Kedaluarsa Ban

Ban adalah suatu benda yang memiliki masa kadaluarsa, baik jika disimpan terlalu lama tanpa terpasang di mobil, atau jika terpasang di mobil yang sangat jarang digunakan.

Untuk mengetahui bulan & tahun produksi ban maka kita bisa perhatikan 4 angka yang tertera pada bagian dekat bibir velg (lihat gambar).

2 angka di depan menandakan minggu, 2 angka di belakang menandakan tahun.

Misalnya saja tertulis 0910 maka berarti ban tersebut dibuat pada minggu ke 9 tahun 2010

Masa kadaluarsa ban yang disimpan di gudang adalah 6 tahun, dalam artian jika kita membeli ban yang sudah berusia lebih dari 6 tahun sejak diproduksi maka pengguna akan menghadapi resiko yang sangat besar disebabkan karet ban yang sudah sangat getas sehingga menjadi lebih mudah retak dan akhirnya pecah.

Dan untuk kemananan maksimal sebaiknya belilah ban yang benar-benar "Fresh from the Oven" dimana baru berusia beberapa bulan semenjak ban tersebut diproduksi.

Juga untuk ban yang digunakan pada mobil yang amat sangat jarang dipakai, gantilah ban jika usia ban sudah 6 tahun dan untuk keamanan maksimal sebaiknya diganti lebih awal akan lebih baik, misalnya diganti di tahun ke 4.